Rabu, 30 November 2016

TUGAS INDIVIDU
NAMA : GRAHFITA R.A
NIM     : C1C015061

MEMBEDAKAN FINANCIAL REPORTING DAN FINANCIAL STATEMENT

1. Financial Reporting(Pelaporan Keuangan)
    Segala aspek yang berhubungan dengan penyediaan dan penyampaian informasi mengenai
    informasi keuangan. Aspek-aspek tersebut antara lain lembaga yang terlibat misalnya
    penyususnan standar, badan pengawas dari pemerintah maupun pasar modal, organisasi profesi
   dan entitas pelapor, peraturan yang berlaku termasuk PABU atau GAAP. Salah satu contoh dari
   financial reporting adalah informasi perseroan dan ikhtisar saham dari Bank Tabungan Negara
   (BTN).


Ikhtisar Saham


Informasi BTN (Perseroan)
2. Financial Statement (Laporan Keuangan)
    Financial Statement adalah catatan laporan keuangan perusahaan pada satu periode akuntansi.
    Financial statment ini digunakan untuk menilai atau menggambarkan kinerja perusahaan tersebut
    dan biasanya digunakan oleh pihak luar seperti investor, pelanggan, pemerintah, dan masyarakat
    di bawah ini contoh dari financcial statement.

Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain
3. Perbedaan Antara Financial Reporting dan Financial Statement
    Financial reporting : tidak memiliki standar yang berlaku umum dan ditujukan untuk internal,
    berasal dari financial statment yang sudah diverifikasi kebenarannya dan dapat
    dipertanggungjawabkan.
    Financial Statement : ditujukkan untuk eksternal laporan ini masih berbentuk data yang masih
    mentah dan belum diverifikasi
    Jadi dalam penyusunan lebih di dahulukan financial statment dahulu baru financial reporting.

MEMBEDAKAN SIKLUS AKUNTANSI MANUAL DENGAN SIKLUS AKUNTANSI BERBASIS KOMPUTERISASI/DALAM SIA

Sistem Manual :  a. unsur biaya, gaji untuk membayar bagian akuntansi.
                          b. unsur kecepatan, dalam proses bertransaksi lambat
                          c. unsur tingkat kesalahan, sering terjadi
                          d. pelaporan hasil lambat
Sistem Komputerisasi : a. unsur biaya, gaji untuk membayar operator, biaya untuk membeli softwere
                                         dan hardwere, biaya untuk pelatihan dan pengembangan.
                                     b. undur kecepatan, lebih cepat diakses
                                     c. unsur tingkat kesalahan, lebih akurat dan meminimalisir kesalahan
                                     d. pelaporan hasil lebih cepat

Siklus Akuntansi Komputerisasi
                             

Siklus Akuntansi Manual




DAFTAR PUSTAKA

http://www.idx.co.id/id-id/beranda/perusahaantercatat/laporankeuangandantahunan.aspx




    






    

Rabu, 23 November 2016

MEMBEDAKAN GENERAL CONTROL DAN APPLICATION CONTROL

TUGAS INDIVIDU
NAMA : GRAHFITA RAHMA A.
(C1C015061)

APPLICATION CONTROL ( PENGENDALIAN APLIKASI )

          Pengendalian aplikasi (application controls) adalah sistem pengendalian intern komputer yang berkaitan dengan pekerjaan atau kegiatan tertentu yang telah ditentukan (setiap aplikasi berbeda karateristik dan kebutuhan pengendaliannya). Misalnya komputerisasi kepegawaian tentu berbeda resiko dan kebutuhan pengendaliannya dengan sistem komputerisasi penjualan, apalagi bila sistem penjualan tersebut didesain web-based atau E-Commerce. Tujuan pengendalian aplikasi dimaksudkan untuk memastikan bahwa data di-input secara benar ke dalam aplikasi, diproses secara benar, dan terdapat pengendalian yang memadai atas output yang dihasilkan. Pengendalian aplikasi terdiri dari :
a. pengendalian masukan atau input controls
b. pengendalian proses pengolahan data atau process controls
c. pengendalian keluaran atau output controls

GENERAL CONTROL ( PENGENDALIAN UMUM )

General Control/ IT General Control(ITGC) adalah kebijakan dan prosedur yang berhubungan dengan aplikasi sistem informasi dan mendukung fungsi dari application control dengan cara membantu menjamin keberlangsungan sistem informasi yang ada.
Tujuannya untuk menjamin pengembangan dan implementasi aplikasi secara tepat, serta menjamin integritas dari program, data files dan operasi komputer.
Bentuk ITGC yang sering digunakan : 

  1. IT Organization Structure
  2. Logical access controls over system, applications, and data.
  3. System development life cycle controls.
  4. Program change management controls.
  5. Data center physical security controls.
  6. System and data backup and recovery controls.
  7. Computer operation controls.
Struktur Organisasi IT
CIO bertanggungjawab atas IT dan merancang serta memelihara IT, IT resource, IT metric dan menetukan IT mana yang akan dikejar. Berikut struktur yang dibawahi oleh CIO
  1. Operation unit
  2. Technical support unit
  3. Data unit
  4. System and app development unit

HUBUNGAN PENGENDALIAN UMUM DAN PENGENDALIAN APLIKASI
Hubungan antara pengendalian umum dan aplikasi bersifat pervasif. Artinya apabila pengendalian umum terbukti jelek, maka pengendalian aplikasinya diasumsikan jelek juga, sedangkan bila pengendalian umum terbukti baik, maka diasumsikan pengendalian aplikasinya juga baik.
PERBEDAAN APPLICATION CONTROL DAN GENERAL CONTROL

Perbedaan utama antara pengendalian umum dan pengendalian aplikasi adalah bahwa sifat pengendalian umum adalah prosedural, sedangkan pengendalian aplikasi bersifat lebih berorientasi pada data. Oleh sebab itu, bagi auditor mungkin saja menilai pengendalian umumnya secara terpisah dari penilaian terhadap pengendalian aplikasi.

DAFTAR PUSTAKA

https://wijasalawa.wordpress.com/2011/01/21/pengendalian-aplikasi-pada-komputer-auditing/#more-382
http://blog.pasca.gunadarma.ac.id/2012/07/17/audit-sia-pengendalian-umum-dan-pengendalian-aplikasi/
http://euiskurniasih.blogdetik.com/2011/10/13/general-control-dan-application-control
http://kodomogasuki.blogspot.co.id/2015/05/general-control-application-control.html


          
          

Selasa, 22 November 2016

TEORI TENTANG FRAUD, FRAUD TREE, COSO LAMA, DAN COSO BARU


Oleh :
Muhammad Rafi Fahreza (C1C015001)
Rahmi Hilmayani (C1C015014)
Grahfita Rahma Aprilia (C1C015061)
Shidqi Kurnia (C1C015066)
 
Teori Fraud Triangle
Teori fraud triangle merupakan suatu gagasan yang meneliti tentang penyebab terjadinya kecurangan. Gagasan ini pertama kali diciptakan oleh Donald R. Cressey (1953) diperkenalkan dalam literatur profesional pada SAS No. 99, yang dinamakan fraud triangle atau segitiga kecurangan. Fraud triangle menjelaskan tiga faktor yang hadir dalam setiap situasi fraud:
1. Pressure (tekanan), yaitu adanya insentif/tekanan/kebutuhan untuk melakukan fraud. Tekanan dapat mencakup hampir semua hal termasuk gaya hidup, tuntutan ekonomi, dan lain-lain termasuk hal keuangan dan non keuangan. Menurut SAS No. 99, terdapat empat jenis kondisi yang umum terjadi pada pressure yang dapat mengakibatkan kecurangan. Yaitu financial stability, external pressure, personal financial need, dan financial targets.
2. Opportunity (kesempatan), yaitu situasi yang membuka kesempatan untuk memungkinkan suatu kecurangan terjadi. Biasanya terjadi karena pengendalian internal perusahaan yang lemah, kurangnya pengawasan dan penyalahgunaan wewenang. Diantara elemen fraud diamond yang lain, opportunity merupakan elemen yang paling memungkinkan diminimalisir melalui penerapan proses, prosedur, dan upaya deteksi dini terhadap fraud.
3.  Rationalization (rasionalisasi) yaitu adanya sikap, karakter, atau serangkaian nilai nilai etis yang membolehkan pihak-pihak tertentu untuk melakukan tindakan kecurangan, atau orang-orang yang berada dalam lingkungan yang cukup menekan yang membuat mereka merasionalisasi tindakan fraud. Rasionalisasi atau sikap (attitude) yang paling banyak digunakan adalah hanya meminjam (borrowing) aset yang dicuri dan alasan bahwa tindakannya untuk membahagiakan orang-orang yang dicintainya (Rini, 2012).

        Gambar Fraud Triangle

Incentive/Pressure
                      
                                           Opportunity                               Rationalization

                                    
Fraud Diamond
Fraud diamond merupakan sebuah pandangan baru tentang fenomena fraud yang dikemukakan oleh Wolfe dan Hermanson (2004). Wolfe dan Hermanson mengatakan “ many frauds would not have occurred without the right person with the capabilities the details of fraud.

        Gambar  Fraud Diamond
    Opportunity




Pressure                                             Rationalization


                                   
   Capability

Secara keseluruhan fraud diamond merupakan penyempurnaan dari fraud model yang dikemukakan Cressey. Adapun elemen-elemen dari fraud diamond theory yaitu pressure, opportunity, rationalization dan capability.
Capability sebagai elemen keempat fraud
Wolfe dan Hermanson berpendapat bahwa ada pembaharuan fraud triangle untuk meningkatkan kemampuan mendeteksi dan mencegah fraud yaitu dengan cara menambahkan elemen keempat yakni capability (kemampuan).
Many frauds, especially some of the multibillion-dollar ones, would not have occurred without the right person with the right capabilities inplace. Opportunity opens the doorway to fraud, and incentive and rationalization can draw the person toward it. But the person must havethe capability to recognize the open doorway as an opportunity and totake advantage of it by walking through, not just once, but time and time again. Accordingly, the critical question is; Who could turn an opportunity for fraud into reality?"
Artinya adalah banyak fraud yang umumnya bernominal besar tidak mungkin terjadi apabila tidak ada orang tertentu dengan capability (kemampuan) khusus yang ada dalam perusahaan. Opportunity membuka peluang atau pintu masuk bagi fraud dan pressure dan rationalization yang mendorong seseorang untuk melakukan fraud. Tiga hal yang dapat diamati dalam memprediksi penipuan yaitu: 1). Posisi atau fungsi resmi dalam organisasi. 2). kapasitas untuk memahami dan memanfaatkan sistem akuntansi dan kelemahan pengendalian internal. 3). Keyakinan bahwa dia tidak akan terdeteksi atau jika tertangkap dia akan keluar dengan mudah (Kassem and Higson, 2012).
Wolfe dan Hermanson (2004) menjelaskan sifat-sifat terkait elemen capability yang sangat penting dalam pribadi pelaku kecurangan, yaitu:
1.   Positioning
Posisi seseorang atau fungsi dalam organisasi dapat memberikan kemampuan untuk membuat atau memanfaatkan kesempatan untuk penipuan.Seseorang dalam posisi otoritas memiliki pengaruh lebih besar atas situasi tertentu atau lingkungan.
2.   Intelligence and creativity
Pelaku kecurangan ini memiliki pemahaman yang cukup dan mengeksploitasi kelemahan pengendalian internal dan untuk menggunakan posisi, fungsi, atau akses berwenang untuk keuntungan terbesar.
3.   Convidence / Ego
Individu harus memiliki ego yang kuat dan keyakinan yang besar dia tidak akan terdeteksi. Tipe kepribadian umum termasuk seseorang yang didorong untuk berhasil di semua biaya, egois, percaya diri, dan sering mencintai diri sendiri (narsisme). Menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder, gangguan kepribadian narsisme meliputi kebutuhan untuk dikagumi dan kurangnya empati untuk orang lain. Individu dengan gangguan ini percaya bahwa mereka lebih unggul dan cenderung ingin memperlihatkan prestasi dan kemampuan mereka.
4.   Coercion
Pelaku kecurangan dapat memaksa orang lain untuk melakukan atau menyembunyikan penipuan. Seorang individu dengan kepribadian yang persuasif dapat lebih berhasil meyakinkan orang lain untuk pergi bersama dengan penipuan atau melihat ke arah lain.
5.   Deceit
Penipuan yang sukses membutuhkan kebohongan efektif dan konsisten. Untuk menghindari deteksi, individu harus mampu berbohong meyakinkan, dan harus melacak cerita secara keseluruhan.
6.   Stress
Individu harus mampu mengendalikan stres karena melakukan tindakan kecurangan dan menjaganya agar tetap tersembunyi sangat bisa menimbulkan stres.

 Fraud Pentagon (Crowes fraud pentagon theory)
Teori terbarukan yang mengupas lebih mendalam mengenai faktor-faktor pemicu fraud adalah teori fraud pentagon (Crowes fraud pentagon theory). Teori ini dikemukakan oleh Crowe Howarth pada 2011. Teori fraud pentagon merupakan perluasan dari teori fraud triangle yang sebelumnya dikemukakan oleh Cressey, dalam teori ini menambahkan dua elemen fraud lainnya yaitu kompetensi
(competence) dan arogansi (arrogance).

Hasil gambar untuk fraud pentagon